Sabtu, 08 Desember 2018

TTB G1 SUBYEK PENDIDIKAN HAKIKI (ALLAH SEBAGAI PENDIDIK)



MAKALAH
Disusun  guna Memenuhi Tugas Tafsir Tarbawi
Mata Kuliah : Tafsir Tarbawi
Dosen Pengampu : Muhammad Ghufron, MSI
Description: C:\Users\lenovo G40\Documents\PAI KELAS D IAIN PKL 17 20170924_070106.jpg
Disusun Oleh:
1.      Aminnata Rokhiyah                        (2117147)


Kelas B
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PEKALONGAN
2018



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Al-qur’an tidak hanya sebagai petunjuk bagi suatu umat tertentu dan untuk periode waktu tertentu, melainkan suatu petunjuk dan pedoman bagi seluruh umat disepanjang masa dan waktu. Al- qur’an tetap eksis disepanjang zaman dan tempat. Petunjuknya sangat luas seperti luasnya umat manusia dan meliputi segala kehidupan.
Segala keilmuan ada dalam al-qur’an, seperti ilmu Tafsir, Fiqih, Tauhid semua itu dapat digali secara langsung dalam al qur’an, tak hanya itu saja ilmu pengetahuan lain pun dapat kita pelajari dalam al-qur’an, baik ilmu teknologi dan bidang keilmuan lainnya.
Al- qur’an merupakan sumber dari segala sumber, merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, yang diawali dengan surat Al- Fatihah dan diakhiri dengan surat An- Nass. Untuk memberikan pengetahuan bagi seluruh umat manusia. Setiap ayat yang terkandung dalam al-qur’an memiliki segudang ilmu yang dapat memberikan kemanfaatan. Tak hanya itu saja, Al-qur’an memiliki banyak sekali keistimewaan, membaca nya saja mendapatkan berjuta-juta pahala apalagi mempelajari dan memahaminya, keberkahan akan didapatkan bagi siapa saja yang mempelajari dan mengamalkan al-qur’an.
Adapun makna pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan berperan sebagai pembentukan akhlak. Menentukan baik atau buruknya pribadi manusia secara normatif. Oleh karena itu kita sebagai calon pendidik terutama bidang pendidikan sepatutnya
A.    Rumusan masalah
1.      Apa itu pendidik ?
2.      Bagaimana hakikat pendidik ?
3.      Sebutkan dalil tentang Allah sebagai pendidik ?





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Hakikat Pendidik
Pengertian pendidik adalah orang yang mendidik. Pengertian ini memberi kesan bahwa pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang mmendidik. Dalam arti luas dapat dikatakan bahwa pendidik adalah semua orang atau siapa saja yang memberikan pengaruh terhadap pembinaan orang lain (peserta didik)agar tumbuh dan berkembang potensinya menuju kesempurnaan. Wiji Sunarno (2006:37)menjelaslkan bahwa pendidik adalah orang yang dengan sengaja mempengaruhi orang lain (peserta didik) untuk mencapai tingkat kesempurnaan (kemanusiaan) yang lebih tinggi.
Pendidik adalah orang yang tugasnya sebagai pencipta, pemelihara, pengatur, pengurus dan pemerbaharu( pemerbaik) biasa disebut dengan kata Murabby. Apabila istilah pendidikan diambil dari kata ta’lim maka istilah pendidik disebut juga dengan mu’allim, namun jika diambil dari kata ta’dib maka istilah pendidik dapat disebut sebagai mu’addib.[1]
Dalam prespektif islam pendidik dapat dikategorikan sebagai berikut :
1.      Mu’allim, artinya bahwa seorang pendidik itu adalah orang yang berilmu (memiliki ilmu) pengetahuan yang luas, dan mampu menjelaskan / mengajarkan/ mentransfer ilmu yang dia memiliki kepada peserta didik, sehingga peserta didik dapat mengamalkannya dalam kehidupan.
2.      Mu’addib, artinya seorang yang memiliki kedisiplinan kerja yang dilandasi dengan etika, moral, dan sikap yang santun, serta menanamkannya pada peserta didik melalui contoh untuk ditiru oleh peserta didik.
3.      Mudarris, artinya orang yang memiliki tingkat kecerdasan inteletual lebih, dan berusaha membantu dan mmenghilangkan, menghapus kebodohan/ketidaktahuan. Peserta didik dengan cara mmelatih intelektualnya (intelectual training) melalui proses pembelajaran, sehingga peserta didik memiliki kecerdasan dan keterampilan.
4.      Mursyid, artinya orang yang memiliki kedalaman spiritual atau memmiliki tingkat penghayatan yang mendalam terhadap nilai-nilai keagamaan, ketaatan ibadah dan berakhlak mulia. [2]
Sifat-sifat pendidik adalah 1) Memmiliki sifat kasih sayang; 2) lemah lembut; 3) rendah hati ;4) memiliki ilmu pengetahuan ; 5) adil; 6) ijitihad; 7) konsekuen ; 8) sederhana.[3]
Jika dilihat dari prespektif al-qur’an, al qur’an itu berasal dari Allah, yang dalam beberapa sifat-Nya ia memperkenalkan diri-Nya sebagai pendidik. Didalam surat al fatihah (1) ayat pertama dinyatakan :
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ        
Artinya: segala puji bagi Allah,Tuhan semesta alam.         
Imam al- Maraghi ketika menafsirkan ayat tersebut menyatakan bahwa rabb adalah al sayyid, al murabbi, al- ladzi yasusu man yurabbihi wa yudabbiru syu’unahu,yang artinya sebagai pemelihara, pendidik orang yang didiknya dan memikirkan keadaan perkemmbangannya. Dilihat dari segi kandungannya pendidik yang diberikan Allah kepada umat manusia itu terbagi dua, yang pertama, pendidikan yang bersifat keduniaan (khalqiyah) yang ditandai dengan pertumbuhan fisik, hingga menjadi dewasa, pendidikan jiwa dan akalnya. Kedua, pendidikan agama dan akhlak yang disampaikan kepada setiap individu yang dapat mendorong manusia mencapai tingkat kesempurnaan akal dan kesucian jiwanya.[4]  
B.     Dalil Allah SWT sebagai pendidik
الرَّحْمَنُ
 عَلَّمَ الْقُرْآنَ (٢
 خَلَقَ الإنْسَانَ (٣
 عَلَّمَهُ الْبَيَانَ (٤
(1) (tuhan) yang Maha pemurah,
(2) yang telah mengajarkan Al Quran.
(3) Dia menciptakan manusia.
(4) mengajarnya pandai berbicara.
1.      Tafsir Al- Azhar
(1)   Ar-Rahman,yang maha pemurah
Arti dari ar-rahman adalah amat luas, kalimat dalam pengambilannya ialah RAHMAT. Yang berarti kasih sayang, cinta, pemurah. Dia meliputi kepada segala segi dari kehidupan manusia dan terbentang didalam segala makhluk yang wujud di dunia ini. Dalam al qur’an kita sering menjumpai kalimat rahman, rahim, rahmat, dan lain sebagainya, dan semuanya itu mengandung akan arti kasih sayang, pemurah, kesetiaan dan lain-lain. Bahkan dalam memulai membaca surat dalam al-qur’an selalu diawali dengan Bismmillahirahmanirrahim,maka didalam surat ini dikhususkanlah menyebut Allah dengan sifatNya yang paling meminta perhatian kita. Kalau Allah pun bersifat rahman, seharusnya kita meniru pula sifat Allah. Setelah itu Allah memperincikan rahmatNya itu.
(2)   Yangmengajarkan Al-Qur’an
Inilah salah satu dari rahman, atau kasih sayang Tuhan kepada manusia. Yaitu diajarkan kepada manusia itu al-qur’an, yaitu wahyu ilahi yang diwahyukan kepada NabiNya Muhammad SAW yang dengan al-qur’an itu manusia dikeluarkan dari pada gelap gulita pada terang benderang. Dibawa kepada jalan yang lurus. Maka datangnya pelajaran Al-Qur’an kepada manusia adalah sebagai menggenapkan kasih Tuhan kepada manusia. Rahmat ilahi yang paling utama ialah ilmu pengetahuan yang dianugerahkan Tuhan kepad manusia. Mengetahui itu adalah suatu kebahagiaan, apalagi yang diketahui itu al-qur’an.
(3)   Yang menciptakan manusia
Penciptaan manusia pun adalah satu diantara tanda rahman Tuhan kepada alam ini. Sebab diantara begitu banyak makhluk ilahi didalam alam, manusialah satu-satunya makhluk paling mulia. Maka terbentanglah alam luas ini dan berdiamlah mereka diatasnya. Maka dengan rahmat Allah yang ada pada manusia tadi, yaitu akalnya dan fikirannya dapatlah manusia itu menyesuaikan dirinya dengan alam.
Misalnya hujan turu, air mengalir dan manusia membuat sawah.
Manusia dengan akal budinya menembus jarak dan perpisahan yang jauh, membuat bahtera dan kapal untuk menghubungkan yang satu dengan yang lain. Manusia lah yang dikaruniai perkembangan akal dan fikiran. Sehingga timbulah tabiat manusia itu ialah hidup yang lebih maju.
(4)   Yang mengajarkannya berbicara
Barulah rahman Allah pada manusia lebih semburna lagi, karena manusia pun diajar oleh tuhan menyatakan perasaan hatinya dengan kata-kata. Itulah yang didalam bahasa arab disebut al-bayaan yaitu menjelaskan, menerangkan, apa yang terasa dihati. Sehingga timbulah bahasa-bahasa. Dijelaskan bahwa pemakaian bahasa adalah salah satu diantara Rahman Allah dimuka bumi ini. Beribu-ribu bahkan sampai berjuta-juta buku dikarang, dalam beragam bahasa, semuanya menyatakan apa yang terasa dihati sebagai penyelidikan, pengalaman dan kemajuan hidup.[5]
2.      Tafsir Al- Maraghi
1)      Tafsir al-mufradat
Ar-rahman : salah satu diantara nama-nama Allah yang indah (asma ul husna)
Al insan : Umat manusia
Al bayan : kemampuan manusia untuk mengutarakan isi hati dan memahamkannya kepada orang lain
Bi husban : dengan perhitungan yang teliti dan teratur
An Najm : tumbuh tumbuhan yang berbatang, seperti kurma dan jeruk
Yasjudan : keduanya tunduk kepada Allah dengan tabiatnya, seperti halnya orang-orang mukhalaf tunduk dengan pilihannya (ikhtiar)
Rafa’aha : Allah menciptakan langit dalam keadaan terangkat tinggi, tempat dan tingkatanya.
Al-Mizan : keadilan dan peraturan
Aqimu al Wazna bi al- qitshi : Luruskanlah timbangan kalian dengan adil
La Tukhsirul mizan : janganlah kamu mengurangi neraca
Lil Anam : untuk makhluk  Allah
Al-Akman : jamak dari kim ( huruf kaf dikasrahkan ) :kelompok kurma
Al –Ashf : Daun tumbuh-tumbuhan yang berada pada bulir biji
Ar-Raihan : tumbuh-tumbuhan apa saja yang berbau harum
Al-A’la : Jamak dari ila’alan (huruf hamzah difathahkan atau dikasrahkan) dan juga ilyun dan ilwun. Artinya, kenikmatan.[6]




2)      Penjelasan
Ayat 1dan 2, ayat ini turun sebagai jawaban kepada penduduk makkah, pada surat ini Allah menganugerahkan kepada hambanya kenikmatan yang merupakan nikmat terbesar kedudukannya dan besar manfaatnya bahkan paling sempurna faidahnya. Yaitu nikmat diajarkannya al-qur’annurl karim, karena dengan al-qur’an akan memperoleh kebahagiaan didunia dan diakhirat. Setelah menyebut nikmat tersebut, maka Allah swt menyebutkan pula nikmat penciptaan yang merupakan pangkal dari segala urusan.
Ayat 3 dan 4,ayat ini menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dan mengajarinya apa saja yang terlintas didalam hatinya dan terdetik dalam sanubarinya. Oleh karena itu manusia itu makhluk sosial ,yang tidak bisa hidup kecuali bermasyarakat dengan sesamanya maka haruslah ada bahasa untuk memahamka sesamanya. Dan menulis untuk sesamanya pada tempat-tempat yang jauh dan negeri-negeri sebrang. Ini adalah nikmat ruhani terbesar yang tidak bisa tertandingi. Dengan nikmat lainya.
      Pertama-tama Allah menyebutkan hal yang harus dipelajari, yaitu al- qur’an, yang dengan itulah diperoleh kebahagiaan. Selanjutnya menyebutkan tentang belajar, dialanjutkan dengan menyebutkan cara belajar, seterusnya barulah menyebutkan benda langit yang di manfaatkan oleh manusia dalam penghidupan mereka.[7]
C.     Pendidik Seluruh Makhluk
Dalam prespektif falsafah pendidikan islam, semua makhluk pada dasarnya adalah peserta didik. Sebab dalam islam sebagai murabbi, mu’alim, atau mu’addib, Allah swt pada hakikatnya adalah pendidik  bagi seluruh makhluk ciptaanNya. Dialah yang mencipta dan memelihara seluruh makhluk. Pemeliharaan Allah swt mencakup sekaligus kependidikannya, baik dalam arti tarbiyah, ta’lim maupun ta’dib. Karenanya dalam prespektif falsafah pendidikan islam, peserta didik mencakup seluruh makhluk Allah swt. Seperti malaikat, jin, manusia, tumbuhan, hewan, dan sebagainya.
Dalam islam, hakikat ilmu itu berasal dari Allah swt, dan dia sendiri adalah al- alim. Karenanya sebagai muta’allim,peserta didik adalah manusia yang belajar kepada Allah, mempelajari al-asma  kullah yang terdapat pada ayat-ayat kauniyah dan qur’aniyah untuk sampai pada pengenalan,peneguhan dan akulturasi syahadah primodial yang telah diikrarkan dihadapan Allah swt.
Dalam islam esensi adap dan akhlak yaitu syariat yang menata idealitas interaksi atau komunikasi antara manusia dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, dengan makhluk lainnya atau semesta alam dan dengan Tuhan maha pencipta, pemelihara, dan pendidik semesta alam.[8]   






















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Allah sebagai pendidik utama yang menyampaikan kepada para Nabi berupa berita gembira untuk disampaikan kepada umat manusia. Allah mendidik manusia dengan perantara membaca. Pendidikan Allah mencakup semua kebutuhan Alam semesta ini, allah sebagai pendidik alam semesta dengan penuh kasih sayang , Allah sebagai pendidik telah mengajarkan kepada Nabi Muhammad berupa turunnya ayat-ayat yang pada intinya sebagai imtisial yang disampaikan pada nabi untuk disebarkan kepada umatnya.























DAFTAR PUSTAKA
Al-rasyidin,2008. Falsafah Pendidikan Islami (Medan:Citrapustaka Media Perintis)
Hamka, 2000 .Tafsir Al-Azhar Juzu’ XXV11 (Jakarta: Pustaka Panjimas)
Mustafa Al- Maraghi.Ahmad, Tafsir AL-Maraghi ,(Semarang:CV Toha Putra)
Nata.Abudin,2016 Pendidikan dalam Prespektif Al-qur’an,(Jakarta : PRENAMEDIA GROUP)
Yasin. A. Fatah,2008. Dimensi-dimensi pendidikan islam (Malang:Sukses Offset)

















SUBYEK PENDIDIKAN HAKIKI (ALLAH SEBAGAI PENDIDIK)
Description: C:\Users\ACER\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\PhotoGrid_1483438650907.jpg




[1] A. Fatah Yasin, Dimensi-dimensi pendidikan islam (Malang:Sukses Offset, 2008) hlm,.68-69
[2] A Fatah Yasin, Ibid, hlm. 85-86
[3] Ibid, hlm 89
[4] Abudin Nata, Pendidikan dalam Prespektif Al-qur’an,(Jakarta : PRENAMEDIA GROUP ,2016) hlm 3
[5] Hamka, Tafsir Al-Azhar Juzu’ XXV11 (Jakarta: Pustaka Panjimas, 2000) hlm 179-182
[6] Ahmad Mustafa Al- Maraghi, Tafsir AL-Maraghi ,(Semarang:CV Toha Putra) hlm. 194
[7] Ibid, hlm 195- 197
[8] Al-rasyidin, Falsafah Pendidikan Islami (Medan:Citrapustaka Media Perintis,2008)hlm, 148-149

Tidak ada komentar:

Posting Komentar