OBJEK PENDIDIKAN
“INDIRECT”
KAUM MUSLIMIN UMAT
TERBAIK
(QS. AL IMRAN , 3:11)
Disusun
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Tafsir Tarbawi
Dosen
Pembimbing: Muhammad Gufron, M.S.I

Disusun oleh
kelompok : 10
Minkhatul izzah
2117215
KELAS
: B
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
TAHUN
AJARAN 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Dalam kata ummah terselip makna-makna yang dalam. Ia mengandung
arti gerak dinamis, arah, waktu, jalan yang
jelas dan cara hidup. Untuk menuju pada satu arah ,harus jelas jalannya,
serta harus gerak maju dengan gaya dan cara tertentu, dan pada saat yang
membutuhkan waktu untuk mencapainya. Dalam konteks sosiologi , umat adalah
himpunan manusia yang seluruh anggotanya bersama-sama menuju satu arah yang
sama, bahu membahu, dan bergerak secara dinamis dibawa kepempimpinan bersama. Dalil
yang menerangkan muslimin sebagi umat
terbaik tertera pada Q.S ali imran ayat 110 yang artinya : “Kamu adalah umat
yang terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada allah. Sekiranya ahl-kitab beriman,
tentulah itu baik bagi mereka, diantara mereka ada yang beriman dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang yang fasik.”
Ayat ini menegaskan bahwa usaha yang nyata , yang kongkrit yaitu
kamu menjadi sebaik-baik umat yang dikeluarkan antara manusia didunia ini.
Derajat yang paling tinggi sebaik-baiknya umat yaitu memenuhi 3 syarat : amar ma’ruf, nahi munkar
, iman kepada allah. Apabila telah mengakui dan merasakan beriman kepada allah
, timbullah kebebasan jiwa. Maka percaya kepada allah , itulah yang menghilangkan
segala rasa takut, ragu, waham dan syal wasangka.
Islam membangun terdepan membangun peradaban dengan cara membentuk
pendidikan karakter yang ditanamkan pada anak-anak indonesia bersifat amar
ma’ruf nahi munkar, karakter yang mengajak pada kebaikan dan meninggalkan
perbuatan-perbuatan buruk. Supaya anak indonesia terhindar dari
perbuatan-perbuatan tercela.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana
hakikat umat?
2. Bagaimana dalil yang menerangkan tentang
kaum muslim umat terbaik?
3. Bagaimana agar islam menjadi terdepan dalam
membangun peradaban?
C.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan
masalah diatas , tujuan penulisan adalah sebagai berikut:
1.
Memahami
hakikat umat
2. Memahami dalil
tentang umat yang terbaik
3. Memahami islam
menjadi terdepan membangun peradaban
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat umat
Kata ummah
digunakan untuk menunjuk semua kelompok yang dihimpun oleh sesuatu seperti
agama yang sama, waktu atau tempat yang sama, baik menghimpun secara terpaksa
maupun atas kehendak mereka. Ikatan persamaan apapun yang menyatukan makhluk
hidup (manusia atau binatang) seperti
jenis,bangsa,suku,agama,ideologi,waktu,tempat dsb. , ikatan itu telah
melahirkan satu umat dan dengan demikian, seluruh anggotanya adalah bersaudara.
Dalam kata
ummah terselip makna-makna yang dalam. Ia mengandung arti gerak dinamis, arah,
waktu, jalan yang jelas dan cara hidup. Untuk
menuju pada satu arah ,harus jelas jalannya, serta harus gerak maju dengan gaya
dan cara tertentu, dan pada saat yang membutuhkan waktu untuk mencapainya. Dalam
konteks sosiologi , umat adalah himpunan manusia yang seluruh anggotanya
bersama-sama menuju satu arah yang sama, bahu membahu, dan bergerak secara
dinamis dibawa kepempimpinan bersama.[1]
B.
Dalil tentang kaum muslim umat terbaik
QS. Ali Imran
ayat 110
كُنْتُمْ
خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ
عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ
لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
Artinya :
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik
bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasik.”
1.
Tafsir al-misbah
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dikeluarkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
allah. Sekiranya ahl-kitab beriman, tentulah itu baik bagi mereka, diantara
mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
Kamu, wahai seluruh umat Muhammad dari generasi ke generasi
berikutnya, sejak dahulu dalam pengetahuan allah adalah umat yang terbaik
karena adanya sifat-sifat yang menghiasi diri kalian. Umat yang dikeluarkan
yakni diwujudkan dan ditampakkan untuk manusia seluruhnya sejak nabi adam
hingga akhir zaman. Ini karena kalian adalah umat yang terus-menerus tanpa
bosan menyuruh kepada yang makruf yakni apa yang dinilai baik oleh masyarakat
selama sejalan dengan nilai-nilai ilahi dan mencegah yang munkar yakni yang
bertentangan dengan nilai-nilai luhur, pencegahan yang sampai pada batas
menggunakan kekuatan dan karena kalian berfirman kepada allah dengan iman yang
benar sehingga atas dasarnyakalian percaya dan mengamalkan tuntunan-Nya dan
tuntunan rosul-Nya, serta melakukan amr makruf dan nahi munkar itu sesuai
dengan cara dan kandungan yang diajarkannya.[2]
2.
Tafsir Ibnu Katsir
Allah berfirman “kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan bagi
manusia.” Al bukhori meriwayatkan dari Abu Hurairah berkata “kamu adalah
sebaik-baik manusia atas manusia lainnya, dahulu kamu datang kepada mereka,
sedang lehermu masih dibelenggu, sebelum kamu masuk islam.” Demikian pula
menurut riwayat ibnu abbas dan sejumlah tabi’in berkata “mereka adalah umat
yang paling baik dan paling berguna bagi umat lainnya. Oleh karena itu allah
berfirman “kamu menyuruh kepada sang makruf, melarang dari yang munkar dan
beriman kepada allah.” Imam ahmad meriwayatkan dari Durrah binti Abu lahab dia
berkata “seseorang bangkit dan menuju nabi saw ketika beliau diatas mimbar lalu
bertanya “ya rosulullah siapakah manusia yang paling baik?” beliau bersabda
“manusia yang paling baik ialah yang paling tenang, paling bertaqwa, paling
giat menyuruh kepada yang munkar, paling gencar melarang kemungkaran dan paling
rajin bersilaturrahmi”. Ayat diatas mencangkup seluruh umat pada setiap abad.
Sebaik-baiknya era manusia ialah era manusia pada saat nabi muhammad saw
diutus, kemudia era generasi sesudahnya. Sebagaimana allah berfirman dalam ayat
ini “demikianlah kami telah menjadikan kamu sebagai umat pilihan agar kamu
menjadi para saksi bagi umat manusia”.
Dalam sahihan ditegaskan pada hadist yang diriwayatkan oleh
az-zuhri dari said bin musayyab bahwa abu hurairah menceritakan kepadanya “saya
mendengar rasulullah saw. Bersabda, akan masuk surga segolongan umatnya
sebanyak 70 ribu orang. Wajahnya bersinar seterang bulan pada malam purnama.
Thabrani meriwayatkan dari imran bin husin , dia berkata bahwa : rasulullah saw
bersabda “ umat yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa melalui azab sebanyak 70
ribu orang .” kemudian ditanyakan , “siapakah mereka itu ?” beliau bersabda , “
mereka adalah orang yang tidak berobat dengan menggunakan jampi-jampi, tidak
berobat dengan tusukan besi panas, tidak menjadikan burung sebagai filsafat dan
hanya kepada tuhannya mereka berserah diri.”[3]
3.
Tafsir al-azhar
“kamu adalah sebaik-baik
umat yang telah dikeluarkan antara manusia, (karena) kamu menyuruh berbuat yang
ma’ruf dan melarang perbuatan yang munkar serta percaya kepada allah”.
Ayat ini
menegaskan bahwa usaha yang nyata , yang kongkrit yaitu kamu menjadi
sebaik-baik umat yang dikeluarkan antara manusia didunia ini. Derajat yang
paling tinggi sebaik-baiknya umat yaitu memenuhi 3 syarat : amar ma’ruf, nahi munkar ,
iman kepada allah. Apabila telah mengakui dan merasakan beriman kepada allah ,
timbullah kebebasan jiwa. Sebab percaya kepada allah tidak memberi tempat untuk
mempersekutukan kepercayaan kepada orang lain dengan kepercayaan kepada allah.
Orang yang beriman kepada allah , bebas merdekalah dari pengaruh yang
lain,sebab yang lain makhluk tuhan belaka. Keimanan kepada allah menghilangkan
ketakuran dan dukacita menimbulkan daya hidup.
Suatu
masyarakat yang mencapai martabat setinggi-tingginya dalam dunia ialah bilamana
dia mempunyai kebebasan. Dan kebebasan ada 3 perkara :
a.
Kebebasan kemauan (iradat)
b.
Kebebasan dalam pikiran
c.
Kebebasan jiwa dari keraguan
Kebebasan
itulah pokok pertama bagi seorang pemimpin yang mempunyai cita hendak membawa
kaumnya kepada keadaan yang lebih baik. Cita itulah yang mendorongnya untuk
mencapai yang lebih sempurna dan lebih bahagia. Sehingga masyarakat tidak
membeku (statis) , bahkan berputar terus , mempunyai dinamika untuk mencapai
yang lebih sempurna. Sebab cita menimbulkan cipta.
Maka percaya
kepada allah , itulah yang menghilangkan segala rasa takut, ragu, waham dan
syal wasangka. Percaya kepada itulah yang menumbuh-suburkan rasa tanggungjawab.
Orang yang beriman kepada allah adalah berani karena takutnya. Berani
menghadapi segala macam bahaya dalam hidup, karena dia takut kepada siksa allah
sedudah mati. Maka selama amar ma’ruf nahi mungkar masih ada selama itu pula islam masih akan tetap
hidup dan memberikan hidup. Selam itu pula umat islam akan menjadi yang
sebaik-baik umat yang dikeluarkan antara manusia.
“Dan kalau
kiranya berimanlah ahlul kitab, sesungguhnya itulah yang baik bagi mereka ,
(tetapi) antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasik.” (ujung ayat 110). Kalau sekiranya berimanlah kepada
ahlul kitab sebagai iman, demikian berpusat kepada mentauhidkan allah, diiringi
dengan amar ma’ruf nahi munkar yang menjadi hasil kemerdekaan jiwa ,
kemerdekaan kemauan, dan kemerdekaan menyatakan pikiran, niscaya itulah yang
baik bagi mereka.[4]
4.
Tafsir al lubab
Ayat 110
menjelaskan bahwa umat islam adalah sebaik-baiknya umat karena mereka
menegakkan amar ma’ruf dah nahi munkar serta beriman kepada allah swt. Yang
maha esa. Ahl-kitab pun dapat memperoleh kebajikan yang sama jika mereka
beriman kepada Nabi muhammad saw. Tetapi hanya sedikit diantara mereka yang
beriman.[5]
C.
Islam terdepan membangun peradaban
Pendidikan
salah satu elemen penting dalam membangun peradaban bangsa, tentunya menuju
kearah yang lebih baik. Melalui sebuah proses pendidikan manusia diajak
berfikir, mengembangkan potensi, memanfaatkan sumber daya yang ada ,hingga
bagaimana berhubungan antara sesama manusia dan alam pun dipelajari. Perlu
diketahui pula proses pendidikan tidak hanya sekedar mendidik saja, lebih jauh
dari itu bahwa pendidikan juga adalah sebuah proses pembentukan karakter.
Saat ini
pendidikan di indonesia masih jauh dari pendidikan berkarakter. Siswa hanya
ditekankan agar mendapatkan nilai setinggi mungkin, sementara tidak ada kontrol
yang jelas bagaimana upaya mencapainya. Padahal dalam pendidikan berkarakter
digambarkan bahwa pendidikan buka hanya berorientasi pada nilai semata , tapi
lebih menekankan pada proses pendidikan tersebut sedangkan nilai akhir hanya
bahan evaluasi dari hasil proses pendidikan tersebut.
Karakter yang
ditanamkan pada anak-anak indonesia bersifat amar ma’ruf nahi munkar, karakter
yang mengajak pada kebaikan dan meninggalkan perbuatan-perbuatan buruk. Supaya
anak indonesia terhindar dari perbuatan-perbuatan tercela.
Pendidikan
akhlak dalam islam mencangkup segala aspek dalam bersikap. Ketika seorang
remaja sudah berakhlak maka dia akan menjadi remaja yang berkarakter. Saat dia
tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter, maka tentunya dia sudah memiliki
prinsip pada dirinya. Hadirnya islam ini diharapkan menjadi agen di garda
terdepan dalam menyokong kemajuan bangsa melalui dunia pendidikan. Dalam al-qur’an
sudah banyak yang membahas tentang membangun bangsa melalui karakter umat yang
unggul, berwibawa, dan bermanfaat bagi orang lain.[6]
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dalam kata ummah terselip makna-makna yang dalam. Ia mengandung
arti gerak dinamis, arah, waktu, jalan yang
jelas dan cara hidup. Untuk menuju pada satu arah ,harus jelas jalannya,
serta harus gerak maju dengan gaya dan cara tertentu, dan pada saat yang
membutuhkan waktu untuk mencapainya. Dalam konteks sosiologi , umat adalah himpunan
manusia yang seluruh anggotanya bersama-sama menuju satu arah yang sama, bahu
membahu, dan bergerak secara dinamis dibawa kepempimpinan bersama.
Ayat 110
menjelaskan bahwa umat islam adalah sebaik-baiknya umat karena mereka
menegakkan amar ma’ruf dah nahi munkar serta beriman kepada allah swt. Yang
maha esa. Karakter yang ditanamkan pada anak-anak indonesia bersifat amar
ma’ruf nahi munkar, karakter yang mengajak pada kebaikan dan meninggalkan
perbuatan-perbuatan buruk. Supaya anak indonesia terhindar dari
perbuatan-perbuatan tercela.
B.
Saran-saran
Kami
berharap, setelah apa yang kami kemukakan, bisa diambil manfaatnya oleh semua
yang membacanya khususnya kepada para mahasiswa dan mahasiswi IAIN Pekalongan.
DAFTAR PUSTAKA
Ar-Rifa’i,
Muhammad Nasib. 1999. Kemudahan dari
Allah : ringkasan tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Gema Insani Press.
Quraish,
M. Shihab. 2002. Tafsir Al-Misbah.Jakarta: Lentera Hati.
Hamka.
1982. Tafsir Al-Azhar. Jakarta: Pustaka Panjimas.
Quraish,
M. Shihab. 2012. Al-Lubab. Tanggerang: Lentera Hati.
https://www.kompasiana.com/faridappkn/58c246bf569773e4099f8b34/menjadikan-pendidikan-islam-sebagai-garda-terdepan-membangun-peradaban-bangsa
hari senin tanggal 5 november 2018 jam 13:00




BIODATA
Nama : Minkhatul izzah
TTL : Pekalongan , 24
Oktober 1998
Alamat : Ds.
Ketitang lor Rt 08 Rw 02 , Bojong , Pekalongan
Riwayat
pendidikan :
1.
TK Cempaka Indah Ketitang Kidul
2.
MIS NU AL- Utsmani
3.
SDN Ketitang kidul
4.
MTS Gondang Wonopringgo
5.
SMK Syafi’i Akrom Pekalongan
6.
IAIN Pekalongan
[1] Quraish Shihab, Tafsir Al- Misbah, (Jakarta: Lentera Hati,
2009), hlm. 223
[2] Ibid., hlm. 221
[3] Muhammad Naisb Ar-rifa’i,Kemudahan dari Allah : Ringkasan
Tafsir Ibnu Kastir, (Jakarta: Gema Insani, 1999), hlm. 564-565
[4] Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982), hlm.
63-71
[5] Quraish Shihab, AL-Lubab,(Tanggerang: Lentera Hati, 2012), hlm.
127
[6] https://www.kompasiana.com/faridappkn/58c246bf569773e4099f8b34/menjadikan-pendidikan-islam-sebagai-garda-terdepan-membangun-peradaban-bangsa
hari senin tanggal 5 november 2018 jam 13:00