TUJUAN PENDIDIKAN "GENERAL"
"CARI RIDHA ALLAH SWT"
QS. AL BAYYINAH AYAT 8
Mohammad Syarifudin
NIM. 2117263
Kelas A
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
2018
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat
Allah SWT, yang telah memberikan berlimpah nikmat berupa kesehatan jasmani
maupun rohani kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
sampai selesai. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Dalam menyusun makalah yang berjudul
“Cari Ridho Allah”, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis alami.
Namun, berkat dorongan, dukungan dan semangat dari orang terdekat, makalah ini
dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis dalam kesempatan ini
perkenankanlah penulis menghaturkan terima kasih kepada Bapak. Muhammad Ghufron, M.S.I, selaku dosen pengampu mata kuliah Tafsir
Tarbawi I, Kedua
orang tua yang selalu memberi dukungan dengan ikhlas baik materil maupun
spirituil, serta teman-teman yang telah banyak membantu penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah
sederhana ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu, penulis menerima dengan
baik kritikan ataupun saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis.
Pekalongan, Oktober 2018
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.......................................................................... ....................
i
KATA PENGANTAR......................................................................... ..................
ii
DAFTAR
ISI............................................................................................ ...............
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.......................................... .........................................................
1
B.
Rumusan
Masalah......................................................... .....................................
1
C.
Tujuan......................................................................................... ........................
1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Hakikat
Ridha............ .....................................................................................
2
B.
Dalil Mencari Ridha Allah (Q.S Al-Bayyinah 98:8)
a. TafsirJalalain............................................. ...........................................................2
b.
Tafsir Al-Maroghi....................... ........................................................................
3
c.
Tafsir
Al-Azhar................................................. ..................................................
4
d. Tafsir Ibnu
Katsir .............................................................................................5
C.
Akhir Perjuangan Manusia Dunia dan
Akhirat............................................. 5
BAB III PENUTUP
A. Simpulan.........................................................................................................
7
B. Saran
................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
BIODATA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Seiring berjalannya waktu pengertian dan
pemahaman orang tentang Ridho itu sangat beraneka ragam, ada juga yang bahkan
tidak tahu makna dari ridho itu sendiri apa, dan ada pula yang tau makna ridho
yang sebenarnya tapi tidak mengamalkannya dalam kehidupan.
Ridho Allah adalah dambaan setiap muslim
yang menyadari bahwa itulah harta termahal yang pantas diperebutkan oleh
manusia. Tanpa ridho Allah,hidup kita akan hampa,kering,tidak dapat merasakan
nikmat atas segala apa yang telah ada di genggaman kita,bermacam masalah silih
berganti menyertai hidup kita. Harta berlimpah,makanan berlebih namun ketika
tidak ada ridhoNya,semua menjadi hambar. Tidak tahu kemana tujuan hidup,merasa
bosan dengan keadaan, seolah hari berlalu begitu saja,begitu cepat namun tanpa
disertai dengan perubahan kebaikan hari demi hari.
Oleh karena itu, dalam makalah ini,
penulis akan mencoba mengkaji ayat-ayat tentang mecari ridho Allah dalam surat
Al-Bayyinah ayat 8. Tentunya dengan mengkaji ayat-ayat tersebut diharapkan kita
semakin bertambah pengetahuan serta menambah iman dan ketaatan kita terhadap
kekuasaan Allah SWT.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa Hakikat
Ridha ?
2. Bagaimana Dalil
Cari Ridha Allah swt ?
3. Bagaimana Akhir
Perjuangan Manusia Dunia Akhirat ?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui hakikat ridha
2. Untuk
mengetahui dalil tentang mencari ridha Allah swt
3. Untuk
mengetahui akhir perjuangan manusia dunia akhirat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat
Ridha
Ridho itu artinya rela, mencari Ridho
Allah artinya mencari apa yang membuat Allah rela pada kita. Kata ridha
berasal dari bahasa Arab yang makna harfiahnya mengandung pengertian senang,
suka, rela, menerima dengan sepenuh hati, serta menyetujui secara penuh ,
sedang lawan katanya adalah benci atau tidak senang. Kata ridha ini lazim
dihubungkan dengan eksistensi Tuhan dan manusia, seperti Allah ridha kepada
orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, sedangkan dengan manusia seperti
seorang ibu ridha anaknya merantau untuk menuntut ilmu , ridha erat kaitannya
dengan sikap dan pemahaman manusia atas karunia dan nikmat Allah.
Ridha secara bahasa menerima dengan
suka hati, secara istilah
diartikan sikap menerima atas pemberian dan anugerah yang diberikan oleh Allah
dengan di iringi sikap menerima ketentuan syariat Islam secara ikhlas dan penuh ketaatan, serta menjauhi dari perbuatan buruk(maksiyat),
baik lahir ataupun bathin.[1]
B. Dalil
Mencari Ridha Allah SWT (Q.S AL Bayyinah 98:8)
جَزَاؤُهُمْ
عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ
فِيهَا أَبَدًا رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ
رَبَّهُ ﴿٨﴾
8. Balasan mereka di
sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai;
mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan
merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang
takut kepada Tuhannya.
a. Tafsir
Jalalain
جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ (Balasan mereka disisi Tuhan mereka ialah Surga’and) sebagai
tempat tinggal mereka تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا
الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۖ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ (yang
mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Allah Ridha terhadap mereka) karena ketaatan mereka kepada-Nya وَرَضُوا عَنْهُ (dan mereka pun Ridha
kepada-Nya)yakni merasa puas akan pahala- ذَٰلِكَ
لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ (Yang demikian itu adalah-balasan-
bagi orang yang takut kepada Tuhannya) maksudnya takut kepada siksaan-Nya, yang
karena itu lalu ia berhenti dari mendurhakai-Nya.[2]
b. Tafsir Al-Maraghi
جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا
الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۖ
Mereka akan Allah beri pahala berupa
surga yang akan menjadi tempat mereka untuk selamanya. Di dalam surga itu
terdapat berbagai kenikmatan dan kelezatan yang jauh lebih sempurna dibanding
kenikmatan dan kelezatan dunia.
Kita wajib beriman akan adanya surga,
dan kita tidak diperbolehkan memikirkan hakekat surga, letak surga, dan bagaimana
cara kita bersenang-senang di dalam surga. Sebab, yang mengetahui hakikat surga
hanyalah Allah, tidak ada seorang pun yang mengetahuinya. Surga termasuk
sesuatu yang ghaib, hanya Allah sendirilah yang mengetahui.
Kemudian, Allah menjelaskan sebab-sebab
mereka menerima pahala. Karenanya, Allah berfirman dalam ayat berikut.
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ
Mereka mendapat ridha dari Allah
karena mereka telah berpegang pada batasan-batasan syariat-Nya. Sebagai hasil
dariperbuatan itu, mereka menjadi terpuji, dan akhirnya mendapat keridhaan
Allah, baik di dunia maupun di akhirat.
ذَٰلِكَ
لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ
Pahala yang baik itu hanya diperuntukkan
bagi orang yang hatinya penuh dengan taat dan rasa takut kepada Allah SWT.
Ayat ini mengandung ancaman kepada
orang-orang yang takut kepada selain Allah, dan peringatan keras
kepada orang-orang yang menyekutukan Allah di dalam amal
perbuatannya. Ayat ini juga merupakan perintah atau anjuranuntuk ber-dzikir dan
takut kepada Allah disetiap mengerjakan perbuatan yang baik. Sehingga,
perbuatan-perbuatanyang dilakukan itu benar-benar bersih dan ikhlas karena
Allah.
Di dalam ayat ini juga terkandung
isyarat yang pengertiannya adalah, bahwa yang mengerjakan sebagian ibadah,
seperti shalat dan puasa yang hanya melakukan berbagai gerakan saja- tanpa
adanya perasaan takut kepada Allah, maka perbuatan tersebut tidak bisa
dijadikan sebagai sebab orang meraih pahala yang telah Allah sediakan kepada
hamba-hambaNya yang saleh dan beriman. Sebagai sebabnya ialah, karena perasaan
takut kepada Allah itu sama sekali tidak ada di dalam hati mereka, dan hatinya
tidak menjadi bersih.[3]
c. Tafsir
Al-Azhar
“ Balasan mereka di
sisi Tuhan mereka ialah syurga-syurga tempat menetap.”itulah pemberhentian dan penempatan terakhir, tempat istirahat menerima
hasil ganjaran dari kepayahan berjuang pada hidup yang pertama di dunia; “yang
mengalir dibawahnya sungai-sungai,” sebagai lambang kiasan dari
kesuburan dan kesejukan, tepung tawar untuk ketentraman (muthmainnah),
kesuburan yang tiada pernah kering; “ kekal mereka padanya
selama-lamanya,” nikmat yang tiada pernah kering rahmat yang tiada
pernah terhenti, tidak akan keluar lagi dari dalam nikmat itu ialah; “Allah
bridha kepada mereka,”Allah senang, Allah menerima mereka dengan tangan
terbuka dan penuh rahman, sebab tatkala di dunia mereka taat dan setia; “Dan
mereka pun ridha kepadaNya,”ridha yang seimbang balas membalas, kontak
mengontak, bukan laksana bertepuk sebelah tangan. Karena Iman dan
keyakinan jualah yang mendorong mereka memikul beban perintah Allah seketika
mereka hidup dahulu, tidak ada yang dirasa berat dan tidak pernah merasa
bosan. “Yang demikian itulah untuk orang yang takut kepada Tuhannya.”(ujung
ayat 8).
Dengan ujung ayat ini diperkuatlah
kembali tujuan hidup seorang muslim. Tuhan meridhai mereka, dan mereka pun
meridhai Tuhan. Tetapi betapapun akrab hubungannya dengan Tuhan, namun rasa
takutnya kepada Tuhan tetap ada. Oleh sebab itu maka rasa sayang dan rasa cinta
kepada Tuhan, ridha meridhai dan kasih mengasihi tidaklah sampai menghilangkan
wibawa, kekuasaan, bahkan keangkuhan Tuhan di dalam sifat keagungan dan
ketinggianNya. Sebab itulah maka si muslim mengerjakan suruh dan menghentikan
tegah. Dia sangat mengharapkan dimasukkan kedalam syurga, namun disamping itu
dia pun takut akan diazab Tuhan dan dimasukkan ke dalam neraka.[4]
d. Tafsir
Ibnu Katsir
Allah SWT berfirman, ‘’balasan mereka di
sisi tuhan mereka,’’ yaitu pada hari kiamat nanti, ‘’ialah surga And yang
mengalir dibawahnya sungai – sungai;mereka kekal didalamnya selama-lamanya,
‘’yaitu tidak pernah terhenti, terputus, dan kosong dari kenikmatan. ‘’Allah
ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. ‘’Dan maqam ridha-Nya
kepada mereka lebih tinggi daripada semua kenikmatan besar yang
telah diberikan kepada mereka. ‘’Dan mereka pun ridha kepada-Nya,
‘’terhadap apa yang telah dia berikan kepada mereka, berupa karunia yang maha
luas. Firman Allah Ta’ala, ‘yang demikian itu adalah [balasan] bagi orang yang
takut kepada tuhannya,’’ yaitu balasan ini hanyalah akan diterima oleh orang
yang takut dan takwa kepada Allah, serta mengabadi kepada- nya
seolah-olah dia melihat-Nya. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah
r.a. bahwa Rasullulah saw. Bersabda yang artinya:
‘’maukah aku
beritahukan kepadamu tentang makhluk yang paling baik?” mereka
menjawab, “Tentu saja, ya Rasulullah” Rasiuiiah kemudian berkata,
“adalah seorang yang memegang talikekang kudanya untuk di pacu di jalan Allah;
setiap kali terdengar suara teriakan mungsuh, dia segera duduk di atasnya.
Maukah aku beri tabukan lagi siapakah makhluk yang bersabdah,”seseorang yang
berada di tengah-tengah kambing gembala nya, namun dia mengerjakan salat dan
menunaikan zakat. Dan maukah aku beritahukan kepada kalian makhluk yang paling
buruk?” mereka menjawab, “tentu saja , ya Rasulullah” kata rasulullah saw.,
‘yaitu, seseorang yang diminta untuk kepentingan agama allah, namun dia tidak
mau memberikannya.”[5]
C. Akhir Perjuangan Manusia
Dunia dan Akhirat
1. Mempunyai
rasa takut yang tinggi kepada Allah, takut karena apa yang kita lakukan tidak
mendapat ridha dari Allah.
2. Harus
menerima apapun yang terjadi pada kita dengan lapang dada (ikhlas).
3. Tidak
boleh mencela pemberian Allah.
4. Harus
mensyukuri apapun yang kita miliki. Karena jika kita bersyukur, berarti Allah
meridhoi kita, dan akan menambah nikmah kepada kita.
5. Bersikap
rendah hati, tidak boleh sombong, karena pada hakikatnya semua yang kita miliki
milik Allah.
6. Selalu
berhati-hati dalam melakukan sesuatu, (melaksanakan perintah Allah). Jika kita
melakukan hal yang dilarang Allah, kita tidak akan mendapatkan ridha Allah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam Q.S Al-Bayyinah:8 Allah
menjelaskan tentang balasan orang-orang yang ridha kepada Allah.
Jika orang sudah ridha kepada Allah, dan melakukan sesuatunya hanya karna ingin
mendapatkan ridha Allah. Maka Allah akan meridhoi kita, dan akan memberikan
balasan berlipat di akhirat nanti. Seperti surga yang dibawahnya mengalir
sungai-sungai. Hanyalah untuk orang-orang yang melaksanakan perintah Allah, dan
mempunyai rasa takut kepada Allah. Kita tidak boleh mengharapkan sesuatu kepada
selain Allah. Hanya Allahlah yang wajib kita takuti, dan melaksanakan segala
perintahnya, serta menjauhi apa yang dilarangnya.
B. Saran
Mengingat terbatasnya
pengetahuan penulis, begitu pula kurangnya rasa tahu dari penulis. Berharap
pembaca bisa memaklumi jika terdapat adanya kesalahan penulisan atau kata-kata
dalam makalah yang saya susun. Adapun kebenaran itu datangnya dari Allah swt
dan kekurangannya datangnya dari penulis. Dalam makalah ini juga, penulis butuh
saran guna perbaikan dimasa yang akan datang
DAFTAR PUSTAKA
Hamka, 1982, Tafsir Al-Azhar Juz
XXX, Jakarta, Pustaka Panjimas.
NasibAr-Rifai’I Muhammad, 2000 Kemudahandari
Allah RingkasanTafsirIbnuKatsirjilid 4. Jakarta: GemaInsani.
Al-Maraghi Ahmad Musthofa, 1993. Tafsir
Al-Maraghi 30. Semarang: PT. Karya
Toha Putra.
Al-mahadi, imam jalaluddindan A-Suyuti
Imam jalaludin, 2010.TerjemahanTafsir
Jalalainberikutasbabunnuzuljilid
2.Bandung: percetakansinarbaruAlgensindo.
BIODATA
Nama :
Mohammad Syarifudin
TTL :
Pekalongan, 22 Mei 1998
Alamat :
Desa Pacar, Jalan H. Abdurrahman RT 06 RW 1 No. 23 Kecamataan Tirto Kabupaten
Pekalongan
Fakultas/Jurusan :
FTIK/PAI
Status :
Mahasiswa IAIN Pekalongan
Riwayat Pendidikan :
- MIS Pacar
- MTs NU Tirto
- SMK Ma’arif NU
Tirto Pekalongan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar