TUJUAN
PENDIDIKAN “DIVERSIFIKASI”
(Sifat-sifat
Orang Mukmin Dalam QS. Al-Fath, 48: 29)
Makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Tarbawi dengan dosen pengampu : Muhammad
Hufron, M.S.I
Disusun oleh:
Ega Oktavia Putri (2117116)
Ega Oktavia Putri (2117116)
Kelas : Tafsir Tarbawi B
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018
Puji syukur kehadirat Allah swt. Atas segala rahmat, taufiq,
karunia, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas atau
makalah tafsir tarbawi dengan judul “Tujuan
Pendidikan “Diversifikasi”(Sifat-sifat Orang Mukmin Dalam QS. Al-Fath, 48: 29)”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas individu tafsir
tarbawi. Dalam penulisan makalah ini, penulis telah berusaha untuk dapat
memberikan serta mencapai hasil yang semaksimal mungkin dan sesuai dengan
harapan, walaupun didalam pembuatannya penulis menghadapi berbagai kesulitan
karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Muhammad Hufron,
M.S.I selaku dosen mata kuliah Tafsir Tarbawi. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan guna menyempurnakannya
di masa yang akan dating.
Semoga apa yang
disajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi
pembacanya.
Pekalongan,
15 Oktober 2018
Penulis
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dunia ini pasti ada orang yang termasuk dalam golongan kafir, musyrik,
munafik, dan atheis yang menghiasi dunia dengan kemaksiatan. Dan adapula yang
menghiasi dunia ini dengan kebaikan, golongan tersebut yatitu golongan orang
mukmin, orang yang shalih, orang yang beriman, dan lain sebagainya.
Namun perbandingan antara orang yang sering berbuat kemaksiatan dengan
kebaikan lebih banyak yang berbuat kemaksiatan hal tersebut sudah dijelaskan
dalam Al-Quran. Allah swt berfirman pada hari kiamat: “Hai Adam! Bangkitlah,
siapkanlah sembilan ratus sembilan puluh sembilan keturunanmu (untuk
ditempatkan) dalam neraka, dan satu (diantara mereka itu), akan ditempatkan
dalam surga.”
Sudah jelas bahwa yang masuk surga itu sedikit sekali yaitu 0,1%, karena
mereka itu yang benar-benar beriman dan mendapat hidayat, dan berpendirian
tetap, tidak menyeleweng, tegas tidak ragu-ragu, dan berjalan betul-betul
meniti diatas shirathal mustaqim, tidak tergelincir dan tidak melampaui batas. Untuk
menjelasan tentang orang yang akan masuk surga atau orang mukmin bisa dibaca
makalah ini, walaupun nasib kita di surga atau neraka hanya Allah Yang Maha
Mengetahui.
B. Rumusan Masalah
1. Siapa saja yang disebut sebagai orang mukmin?
2. Jelaskan dalil tentang sifat-sifat orang mukmin!
3. Bagaimana visualisasi dari orang mukmin dalam
kehidupan sehari-hari?
C. Tujuan makalah
1. Untuk mengetahui siapa orang mukmin itu yang
sebenarnya
2. Mengetahui dalil tentang sifat-sifat orang mukmin
3. Mengetahui keseharian orang mukmin
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian orang mukmin
Dalam
Al-Qur’an menyebutkan bahwa orang mukmin yaitu orang yang mengakui dan
mengimani semua pokok akidah, menginginkan dan melakukan apa Allah sukai dan
ridhai, meninggalkan semua perbuatan maksiat dan bergegas untuk bertaubat dari
perbuatan dosa yang dia lakukan. Allah juga menyebutkan bahwa keimanan mereka
memberikan dampak positif pada akhlak, perkataan dan tindak-tanduk mereka.[1]
Dalam
QS. Al-Anfal ayat 47 menjelaskan tentang siapa orang mukmin yang sebenarnya, yang
artinya “Orang-orang yang beriman, hijrah, berjihad menegakkan jalan Allah,
orang-orang yang memberi tempat dan memberi pertolongan, itulah mereka orang
mukmin sebenarnya. Mereka mendapat ampunan Allah dan rezeki yang mulia.” [2]
Dalam
Al-Quran disebutkan bahwa kata “sedikit orang yang beriman” dan kata “banyak
yang sesat, banyak yang fasiq”. Berikut kata- kata “sedikit orang yang beriman”
dalam Al-Quran:
1) QS. Hud: 40 “dan tidaklah beriman bersamanya (Hud)
kecuali sedikit saja”
2) QS. Saba’: 13 “Sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku
yang berterima kasih”
3) QS. Shad: 24 “Kecuali orang-orang yang beriman dan
beramal shalih dan mereka itu sedikit sekali”
4) QS. Al-Baqarah: 88 “Dan sedikit benar mereka yang
beriman itu”
5) QS. An-Nisa’: 46 “Dan mereka tidak mau beriman
melainkan sedikit”[3]
B. Dalil sifat-sifat orang mukmin
Artinya : “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama
dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih saying
sesama mereka: kamu lihat ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan
keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekassujud.
Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil,
yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan
tanaman itu kuat lalu menjadikan besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya;
tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak
menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mu’min).
allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang
saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar”[5]
Tafsir Q.S.
Al-Fath ayat 29
Ayat ini menerangkan bahwa Nabi Muhammad saw. adalah Rasul Allah yang
diutus kepada seluruh umat. Para sahabat dan pengikut Rasul bersikap keras
terhadap orang-orang kafir, tetapi lemah lembut terhadap sesama mereka. Seperti
dalam firman Allah Q.S. Al-Ma’idah (5):54, yang artinya: “wahai orang-orang
yang beriman! Barang siapa diantara kamu yang murtad (keluar) dari agamanya,
maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka
pun mencintai-Nya, dan bersikap lemah lembut terhadap,orang-orang yang beriman,
tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah.”
Rasulullah
bersabda: “perumpaman orang-orang mukmin dalam kasih-mengasihi dan
saying-menyayangi antara mereka seperti tubuh yang satu; bila salah satu
anggota badannya sakit demam, maka bdan yang lain merasa demam dan terganggu
pula.” (Riwayat Muslim dan Ahmad dari an-Nu’man bin Basyir)
Orang-orang yang beriman selalu mengerjakan sholat dengan khusyuk,
tunduk, dan ikhlas, mencari pahala, karunia, dan keridhaan Allah. Tampak di
wajah mereka bekas sujud. Maksudnya ialah air muka yang cemerlang, tidak ada
gambaran kedengkian dan niat buruk kepada orang lain, penoh ketundukan dan
kepatuhan kepada Allah, bersikap dan berbudi pekerti yang halus sebagai gambaan
keimanan mereka.
Kandungan
pada QS. Al-Fath ayat 29
Setelah Allah swt. Menyebutkan Dia mengutus Rasul-Nya dengan membawa
petunjuk dan agama Islam, supaya Dia meluhurkan derajat agama tersebut atas
semua agama-agama yang lain, maka diilanjutkanlah dengan menerangkan ihwal
Rasul dan umat yang kepada mereka ia diutus. Allah menggambarkan mereka dengan
sifat-sifat yang seluruhnya terpujii dan merupakan peringatan bagi generasi
sesudah mereka, dan dengan sifat-sifat itulah mereka dapat menguasai
bangsa-bangsa lain dan memiliki negeri-negeri mereka, bahkan menggenggam tampuk
kepemimpinan seluruh dunia. Yaitu:
1) Bahwa mereka bersikap keras terhadap siapa
pun yang menentang agama-Nya dan mengajak bermusuhan dan bersifat besal-kasih
sesame mereka.
2) Bahwa mereka menjadikan sholat dan
keikhlasan kepada Allah sebagai kebiasaan mereka pada kebanyakan waktu.
3) Bahwa mereka dengan amal mereka
mengharapkan pahala dari Tuhan mereka dan kedekatan disisi-Nya serta keridhaan
dari-Nya.
4) Bahwa mereka mempunyai tanda yang dengan
itu mereka mudah dikenal. Yakni bahwa mereka bercahaya pada wajah mereka,
khusyu’ dan tunduk yang bisa dikenali oleh orang yang cerdas.
5) Bahwa Injil mengumpamakan keadaan mereka
dengan mengatakan akan muncul suatu kaum yang tumbuh bagaikan tumbuhnya
tanaman, mereka menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari kemungkaran.
Bahwasanya pada permulaan islam orang-orang mu’min jumlahnya sedikit
saja. Kemudian, mereka semakin banyak dan semakin teratur dan hari demi hari
semakin meningkat sehingga membuat orang-orang kagum terhadap mereka. Nabi SAW
berdakwah sendirian. Kemudian, Allah memperkuat dengan orang-oranng yang ada
bersamanya sebagaimana diperkuatnya benih yang pertama dari suatu tanaman
dengan hal-hal yang keluar daripadanya.[6]
C. Visualisasi orang mukmin dalam kehidupan
Menurut Anang Rikza Masyhadi dalam “Kuliah Akhlak Islam” menjelaskan
bahwa pesona orang mukmin yang pernah Rasulullah sampaikan kepada sahabatnya
Abu Dzarr al-Ghifar, yang artinya:
“Bertakwalah kepada allah di manapun
engkau berada, dan ikutilah perbuatan burukmu itu dengan perbuatan yang baik
yang dapat menghapusnya, dan pergaulilah orang-orang dengan akhlak yang baik.”
(HR. Tirmidzi)
Dari perkataan Rasullulah tersebut dapat
kita simpulkan bahwa orang mukmin dalam kehidupan sehari-harinya itu akan:
a) Bertakwa kepada Allah di manapun ia berada.
Takwa secara harfiah artinya takut. Orang yang bertakwa adalah orang yang takut
akan murka dan azab Allah. Oleh karena itu ia akan selalu menjalankan
perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Perasaan takut
kepada Allah merupakan motif utama takwa dalam diri seseorang untuk tidak
berbuat maksiat.
b) Setiap orang pasti pernah berbuat kesalahan, baik yang disengaja maupun
yang tidak disengaja, karena manusia itu tempatnya lupa dan salah. Maka
segeralah meminta maaf yang diikuti dengan perubahan baik. Misalnya, seorang
karyawan suatu ketika ia melakukan kekeliruan dalam pekerjaannya. Kesalahan dan
kekeliruannya di masa lalu harus ia tebus dengan prestasi kerja yang dapat
dibanggakan di masa yang akan dating.
c) Setiap mukmin dituntut untuk menunjukkan
akhlak yang baik dan budi pekerti yang luhur. Misalnya, orang-orang mukmin
apabila mereka bertemu akan saling bertegur sapa, mengucapkan salam, dan saling
berjabat tangan sambil menebarkan senyuman.[7]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Orang mukmin yaitu orang yang
mengakui dan mengimani semua pokok akidah, menginginkan dan melakukan apa Allah
sukai dan ridhai, meninggalkan semua perbuatan maksiat dan bergegas untuk
bertaubat dari perbuatan dosa yang dia lakukan. Allah juga menyebutkan bahwa
keimanan mereka memberikan dampak positif pada akhlak, perkataan dan
tindak-tanduk mereka.
Pesona orang mukmin terletak pada keluhuran akhlak dan kebaikan budi
pekertinya, yang tersimpul pada tiga hal yang sebagaimana diwasiatkan Nabi saw.
yaitu: bertakwa di manapun berada, memperbaiki kesalahan yang telah
diperbuatbya dengan perbuatan baik, dan menampilkan akhlak yang baik dalam
bergaul dengan orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad
Mushtafa Al-Maraghi. 1989. Terjemah Tafsir Al-Maraghi. Semarang: CV. Tohaputra.
Departemen Agama RI. 2010. Al-qur’an
& Tafsirnya jilid IX. Jakarta:
Lentera Abadi.
Masyhadi,
Anang Rikza. 2006. Kuliah Akhlak Islam. Jakarta: CV. Rosyada
Masyhur, Kahar. 1987. MEmbina
Moral dan Akhlak, Jakarta: Kalam Mulia
Usman, Ali dkk. 1989. HAdits Qudsi (pola pembinaan akhlak
muslim). Bandung: CV. Diponegoro
http://imamsafrudin7.blogspot.com/2016/07/makalah-tafsir-tarbawi-ii-tujuan.html. diakses pada tanggal 21 September 2018 pukul 19.21
https://almanhaj.or.id/3651-sifat-sifat-mukmin-sejati-dalam-al-quran.html. diakses tanggal
4 oktober 2018 pukul 07.49
BIODATA
Nama :
Ega Oktavia Putri
Tempat, tanggal lahir :
Pemalang, 07 Oktober 1999
Riwayat pendidikan :
a) TK 02 Pertiwi Ds. Losari-Loboyo Kec.
Ampelgading
b) SD Negeri 03 Losari
c) SMP Negeri 1 Comal
d) SMA Negeri 1 Comal
e) IAIN Pekalongan
Alamat :
Ds. Losari-Loboyo Rt 06/Rw 05
Kec. Ampelgading
Kab. Pemalang
[1] https://almanhaj.or.id/3651-sifat-sifat-mukmin-sejati-dalam-al-quran.html tanggal 4
oktober 2018 pukul 07.49
[2] Masyhur, Kahar,MEmbina Moral dan Akhlak, Jakarta: Kalam
Mulia, 1987, Hlm. 479
[3] Usman, Ali dkk, HAdits Qudsi (pola pembinaan akhlak muslim),
Bandung: CV. Diponegoro, 1989, Hlm. 224-225
[4] http://imamsafrudin7.blogspot.com/2016/07/makalah-tafsir-tarbawi-ii-tujuan.html, diakses pada tanggal 21 September 2018 pukul 19.21
[5] Departemen Agama RI, Al-qur’an & Tafsirnya jilid IX,
Jakarta: Lentera Abadi, 2010, hlm. 390-391
[6] Ahmad Mushtafa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, Semarang:
CV. Tohaputra, 1989, Hlm: 195-196
Tidak ada komentar:
Posting Komentar