Sabtu, 20 Oktober 2018

22. QS. Al-Fath, 48: 29 : Sifat-sifat Orang Mukmin


TUJUAN PENDIDIKAN “DIVERSIFIKASI”
(Sifat-sifat Orang Mukmin Dalam QS. Al-Fath, 48: 29)
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Tarbawi dengan dosen pengampu : Muhammad Hufron, M.S.I






Disusun oleh:
Ega Oktavia Putri (2117116)


Kelas : Tafsir Tarbawi B



JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018









KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt. Atas segala rahmat, taufiq, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas atau makalah tafsir tarbawi dengan judul “Tujuan Pendidikan “Diversifikasi”(Sifat-sifat Orang Mukmin Dalam QS. Al-Fath, 48: 29)”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas individu tafsir tarbawi. Dalam penulisan makalah ini, penulis telah berusaha untuk dapat memberikan serta mencapai hasil yang semaksimal mungkin dan sesuai dengan harapan, walaupun didalam pembuatannya penulis menghadapi berbagai kesulitan karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Hufron, M.S.I selaku dosen mata kuliah Tafsir Tarbawi. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan guna menyempurnakannya di masa yang akan dating.
Semoga apa yang disajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi pembacanya.


Pekalongan, 15 Oktober 2018


Penulis






BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Di dunia ini pasti ada orang yang termasuk dalam golongan kafir, musyrik, munafik, dan atheis yang menghiasi dunia dengan kemaksiatan. Dan adapula yang menghiasi dunia ini dengan kebaikan, golongan tersebut yatitu golongan orang mukmin, orang yang shalih, orang yang beriman, dan lain sebagainya.
Namun perbandingan antara orang yang sering berbuat kemaksiatan dengan kebaikan lebih banyak yang berbuat kemaksiatan hal tersebut sudah dijelaskan dalam Al-Quran. Allah swt berfirman pada hari kiamat: “Hai Adam! Bangkitlah, siapkanlah sembilan ratus sembilan puluh sembilan keturunanmu (untuk ditempatkan) dalam neraka, dan satu (diantara mereka itu), akan ditempatkan dalam surga.”
Sudah jelas bahwa yang masuk surga itu sedikit sekali yaitu 0,1%, karena mereka itu yang benar-benar beriman dan mendapat hidayat, dan berpendirian tetap, tidak menyeleweng, tegas tidak ragu-ragu, dan berjalan betul-betul meniti diatas shirathal mustaqim, tidak tergelincir dan tidak melampaui batas. Untuk menjelasan tentang orang yang akan masuk surga atau orang mukmin bisa dibaca makalah ini, walaupun nasib kita di surga atau neraka hanya Allah Yang Maha Mengetahui.
B.     Rumusan Masalah
1.    Siapa saja yang disebut sebagai orang mukmin?
2.    Jelaskan dalil tentang sifat-sifat orang mukmin!
3.    Bagaimana visualisasi dari orang mukmin dalam kehidupan sehari-hari?
C.    Tujuan makalah
1.    Untuk mengetahui siapa orang mukmin itu yang sebenarnya
2.    Mengetahui dalil tentang sifat-sifat orang mukmin
3.    Mengetahui keseharian orang mukmin






BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian orang mukmin
Dalam Al-Qur’an menyebutkan bahwa orang mukmin yaitu orang yang mengakui dan mengimani semua pokok akidah, menginginkan dan melakukan apa Allah sukai dan ridhai, meninggalkan semua perbuatan maksiat dan bergegas untuk bertaubat dari perbuatan dosa yang dia lakukan. Allah juga menyebutkan bahwa keimanan mereka memberikan dampak positif pada akhlak, perkataan dan tindak-tanduk mereka.[1]
Dalam QS. Al-Anfal ayat 47 menjelaskan tentang siapa orang mukmin yang sebenarnya, yang artinya “Orang-orang yang beriman, hijrah, berjihad menegakkan jalan Allah, orang-orang yang memberi tempat dan memberi pertolongan, itulah mereka orang mukmin sebenarnya. Mereka mendapat ampunan Allah dan rezeki yang mulia.[2]
Dalam Al-Quran disebutkan bahwa kata “sedikit orang yang beriman” dan kata “banyak yang sesat, banyak yang fasiq”. Berikut kata- kata “sedikit orang yang beriman” dalam Al-Quran:
1)      QS. Hud: 40 “dan tidaklah beriman bersamanya (Hud) kecuali sedikit saja”
2)      QS. Saba’: 13 “Sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih”
3)      QS. Shad: 24 “Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih dan mereka itu sedikit sekali”
4)      QS. Al-Baqarah: 88 “Dan sedikit benar mereka yang beriman itu”
5)      QS. An-Nisa’: 46 “Dan mereka tidak mau beriman melainkan sedikit”[3]
B.     Dalil sifat-sifat orang mukmin
Artinya : “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih saying sesama mereka: kamu lihat ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekassujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadikan besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mu’min). allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar”[5]
Tafsir Q.S. Al-Fath ayat 29
Ayat ini menerangkan bahwa Nabi Muhammad saw. adalah Rasul Allah yang diutus kepada seluruh umat. Para sahabat dan pengikut Rasul bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi lemah lembut terhadap sesama mereka. Seperti dalam firman Allah Q.S. Al-Ma’idah (5):54, yang artinya: “wahai orang-orang yang beriman! Barang siapa diantara kamu yang murtad (keluar) dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, dan bersikap lemah lembut terhadap,orang-orang yang beriman, tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah.
Rasulullah bersabda: “perumpaman orang-orang mukmin dalam kasih-mengasihi dan saying-menyayangi antara mereka seperti tubuh yang satu; bila salah satu anggota badannya sakit demam, maka bdan yang lain merasa demam dan terganggu pula.” (Riwayat Muslim dan Ahmad dari an-Nu’man bin Basyir)
Orang-orang yang beriman selalu mengerjakan sholat dengan khusyuk, tunduk, dan ikhlas, mencari pahala, karunia, dan keridhaan Allah. Tampak di wajah mereka bekas sujud. Maksudnya ialah air muka yang cemerlang, tidak ada gambaran kedengkian dan niat buruk kepada orang lain, penoh ketundukan dan kepatuhan kepada Allah, bersikap dan berbudi pekerti yang halus sebagai gambaan keimanan mereka.
Kandungan pada QS. Al-Fath ayat 29
Setelah Allah swt. Menyebutkan Dia mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama Islam, supaya Dia meluhurkan derajat agama tersebut atas semua agama-agama yang lain, maka diilanjutkanlah dengan menerangkan ihwal Rasul dan umat yang kepada mereka ia diutus. Allah menggambarkan mereka dengan sifat-sifat yang seluruhnya terpujii dan merupakan peringatan bagi generasi sesudah mereka, dan dengan sifat-sifat itulah mereka dapat menguasai bangsa-bangsa lain dan memiliki negeri-negeri mereka, bahkan menggenggam tampuk kepemimpinan seluruh dunia. Yaitu:
1)   Bahwa mereka bersikap keras terhadap siapa pun yang menentang agama-Nya dan mengajak bermusuhan dan bersifat besal-kasih sesame mereka.
2)   Bahwa mereka menjadikan sholat dan keikhlasan kepada Allah sebagai kebiasaan mereka pada kebanyakan waktu.
3)   Bahwa mereka dengan amal mereka mengharapkan pahala dari Tuhan mereka dan kedekatan disisi-Nya serta keridhaan dari-Nya.
4)   Bahwa mereka mempunyai tanda yang dengan itu mereka mudah dikenal. Yakni bahwa mereka bercahaya pada wajah mereka, khusyu’ dan tunduk yang bisa dikenali oleh orang yang cerdas.
5)   Bahwa Injil mengumpamakan keadaan mereka dengan mengatakan akan muncul suatu kaum yang tumbuh bagaikan tumbuhnya tanaman, mereka menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari kemungkaran.
Bahwasanya pada permulaan islam orang-orang mu’min jumlahnya sedikit saja. Kemudian, mereka semakin banyak dan semakin teratur dan hari demi hari semakin meningkat sehingga membuat orang-orang kagum terhadap mereka. Nabi SAW berdakwah sendirian. Kemudian, Allah memperkuat dengan orang-oranng yang ada bersamanya sebagaimana diperkuatnya benih yang pertama dari suatu tanaman dengan hal-hal yang keluar daripadanya.[6]
C.    Visualisasi orang mukmin dalam kehidupan
Menurut Anang Rikza Masyhadi dalam “Kuliah Akhlak Islam” menjelaskan bahwa pesona orang mukmin yang pernah Rasulullah sampaikan kepada sahabatnya Abu Dzarr al-Ghifar, yang artinya:
Bertakwalah kepada allah di manapun engkau berada, dan ikutilah perbuatan burukmu itu dengan perbuatan yang baik yang dapat menghapusnya, dan pergaulilah orang-orang dengan akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi)
Dari perkataan Rasullulah tersebut dapat kita simpulkan bahwa orang mukmin dalam kehidupan sehari-harinya itu akan:
a)    Bertakwa kepada Allah di manapun ia berada. Takwa secara harfiah artinya takut. Orang yang bertakwa adalah orang yang takut akan murka dan azab Allah. Oleh karena itu ia akan selalu menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Perasaan takut kepada Allah merupakan motif utama takwa dalam diri seseorang untuk tidak berbuat maksiat.
b)   Setiap orang pasti pernah  berbuat kesalahan, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja, karena manusia itu tempatnya lupa dan salah. Maka segeralah meminta maaf yang diikuti dengan perubahan baik. Misalnya, seorang karyawan suatu ketika ia melakukan kekeliruan dalam pekerjaannya. Kesalahan dan kekeliruannya di masa lalu harus ia tebus dengan prestasi kerja yang dapat dibanggakan di masa yang akan dating.
c)    Setiap mukmin dituntut untuk menunjukkan akhlak yang baik dan budi pekerti yang luhur. Misalnya, orang-orang mukmin apabila mereka bertemu akan saling bertegur sapa, mengucapkan salam, dan saling berjabat tangan sambil menebarkan senyuman.[7]










 







BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Orang mukmin yaitu orang yang mengakui dan mengimani semua pokok akidah, menginginkan dan melakukan apa Allah sukai dan ridhai, meninggalkan semua perbuatan maksiat dan bergegas untuk bertaubat dari perbuatan dosa yang dia lakukan. Allah juga menyebutkan bahwa keimanan mereka memberikan dampak positif pada akhlak, perkataan dan tindak-tanduk mereka.
Pesona orang mukmin terletak pada keluhuran akhlak dan kebaikan budi pekertinya, yang tersimpul pada tiga hal yang sebagaimana diwasiatkan Nabi saw. yaitu: bertakwa di manapun berada, memperbaiki kesalahan yang telah diperbuatbya dengan perbuatan baik, dan menampilkan akhlak yang baik dalam bergaul dengan orang lain.









DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Mushtafa Al-Maraghi. 1989. Terjemah Tafsir Al-Maraghi.  Semarang: CV. Tohaputra.
Departemen Agama RI. 2010. Al-qur’an & Tafsirnya jilid IX.  Jakarta: Lentera Abadi.
Masyhadi, Anang Rikza. 2006. Kuliah Akhlak Islam. Jakarta: CV. Rosyada
Masyhur, Kahar. 1987. MEmbina Moral dan Akhlak, Jakarta: Kalam Mulia
Usman, Ali dkk.  1989. HAdits Qudsi (pola pembinaan akhlak muslim). Bandung: CV. Diponegoro
http://imamsafrudin7.blogspot.com/2016/07/makalah-tafsir-tarbawi-ii-tujuan.html. diakses pada tanggal 21 September 2018 pukul 19.21





BIODATA
Nama                           : Ega Oktavia Putri
Tempat, tanggal lahir  : Pemalang, 07 Oktober 1999
Riwayat pendidikan    :
a)    TK 02 Pertiwi Ds. Losari-Loboyo Kec. Ampelgading
b)   SD Negeri 03 Losari
c)    SMP Negeri 1 Comal
d)   SMA Negeri 1 Comal
e)    IAIN Pekalongan
Alamat                                    : Ds. Losari-Loboyo Rt 06/Rw 05
Kec. Ampelgading
Kab. Pemalang



[2] Masyhur, Kahar,MEmbina Moral dan Akhlak, Jakarta: Kalam Mulia, 1987, Hlm. 479
[3] Usman, Ali dkk, HAdits Qudsi (pola pembinaan akhlak muslim), Bandung: CV. Diponegoro, 1989, Hlm. 224-225
[5] Departemen Agama RI, Al-qur’an & Tafsirnya jilid IX, Jakarta: Lentera Abadi, 2010, hlm. 390-391
[6] Ahmad Mushtafa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, Semarang: CV. Tohaputra, 1989, Hlm: 195-196
[7] Masyhadi, Anang Rikza, Kuliah Akhlak Islam, Jakarta: CV. Rosyada, 2006, Hlm.46-52

Tidak ada komentar:

Posting Komentar