Sabtu, 20 Oktober 2018

24. QS. Ar-Ra’d, 13: 11 : Merubah Keadaan (Nasib)

Tujuan Pendidikan “Diversifikasi”
Merubah Keadaan (Nasib)
QS. AR-RA’D 13 : 11
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Tafsir Tarbawi
Dosen Pengampu : Muhammad Hufron,M.S.I 



Disusun oleh: 

Ahmad Hairudin : 2117153
Kelas : A
 
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAIN)
PEKALONGAN
2018









BAB II

PEMBAHASAN



A.     Pengertian Nasib

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi takdir adalah ketetapan, ketentuan dan nasib. Sedangkan nasib menurut KBBI adalah sesuatu yang sudah ditentukan Tuhan atas diri seseorang, takdir.

Jadi, secara bahasa Indonesia sendiri makna takdir dan nasib itu similar alias sama. Untungnya kedua kata di atas adalah sama² kata serapan dari Bahasa Arab. Dalam bahasa Arab kata taqdir adalah bentuk infinitif dari kata qoddaro yuqoddiru yang artinya menentukan, menetapkan, menghukumi, sesuai dengan ketetapan dan ketentuan. Jika dikatakan taqdîru amalin artinya waznuhu hasaba qîmatihi (menimbang amalan tersebut sesuai dengan bobotnya)

Sedangkan kata nasib dalam bahasa Arab, berasal dari kata nashîb (نصيب) yang artinya adalah bagian dari sesuatu/bagian sesuatu yang telah ditentukan baginya.

Kedua kata di atas, taqdir dan nashib terdapat dalam Al-Qur‟ân.

Mereka itulah yang memperoleh nashib (bagian) dari apa yang telah mereka kerjakan, dan Allah Maha cepat perhitungan-Nya.[1]

B.    Dalil Merubah Nasib

Nash QS. Ar-Ra‟d / 13 ayat 11

لَهُ مُعَقَّبَا تٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُوْنَهُ مِنْ أَمْرِ الله أِنَّ اللهَ  لَا يُغَيّرُ  مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوْا مَا بِأَ نْفُسِهِمْ وَ اِذَا أَرَادَاللهَ بِقَوْمٍ سُوْ ءًا   فَلَا مَرَدَّ لَهُ   وَمَا لَهُمْ مِنْ دُوْ نِهِ مِنْ وَالٍ

Artinya: “ Baginya (manusia)   ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran,dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum,maka tidak ada yang dapat  menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.(Qs. Ar-Ra‟d/ 13 :

11)

i)             Tafsir Al-Mishbah

Siapapun,baik yang bersembunyi dimalam hari atau berjalan terangterangan di siang hari,masing-masing ada baginya pengikut-pengikut,yakni malaikat-malaikat atau makhluk yang selalu mengikutinya secara bergiliran,di hadapannya dan juga di belakangnya,mereka,yakni para malaikat itu menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum dari positif ke negatif atau sebaliknya dari negatif ke positif sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka,yakni sikap mental dan pikiran mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum,tetapi ingat bahwa Dia tidak menghendakinya kecuali jika manusia mengubah sikapnya terlebih dahulu. Jika Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum,maka ketika itu berlakulah ketentuan-Nya yang berdasar sunnatullah atau hukumhukum kemasyarakatan yang ditetapkan-Nya bila itu terjadi,maka tidak ada yang dapat menolaknya dan pastilah sunnatullah menimpanya;dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka yang jatuh atasnya ketentuan tersebut selain Dia.

ii)           Tafsir Al-Maraghi

Manusia dikelilingi Empat malaikat . manusia mempunyai para malaikat yang bergiliran mengawasinya di waktu malam  dan siang hari, menjaganya dari bahaya ,dan mengawasi kedaannya,sebagaimana para malaikat yang lain bergantian mengawasi perbuatannya. Ada para malaikat di waktu malam dan ada para malaikat diwaktu siang. Dua masing-masing berada disamping kanan dan kiri untuk mencatat perbuatannya. Dan dua lain menjaga dan memeliharanya satu dari belakang dan  satu lagi dari depan. Jadi ,dia diapit oleh 4 malaikat diwaktu siang dan 4 malaikat diwatu malam secara bergantian , 2 malaikat penjaga dan 2 malaikat pencatat amal.

Perkara pencatatan tidak Mustahil bagi akal. Para malaikat itu menjaga manusia dengan perintah,izin,dan

pemeliharaan Allah Ta‟ala). Ibnu Abbas mengatakan ,mereka adalah para malaikat yang mengawasi di waktu malam, mencatat perbuatan manusia, dan menjaganya dari depan dan belakangnya. Penjagaan ini atas perintah dan izin Allah , karena tidak ada seorangpun diantara para malaikat dan makhluk lain yang dapat melindungi seseorang dari ketetapan Allah atasnya kecuali dengan perintah dan izin-Nya.  Maka jika datang takdir Allah, para malaikat itu meninggalkannya. Ali mengatakan tidak ada seorang hambapun kecuali Dia disertai oleh para malaikat yang menjaganya dari tertimpa dinding,jatuh kesumur,dimakan binatang buas,tenggelam atau terbakar. Tetapi, jika takdir datang,mereka akan meninggalkannya.

Kezaliman : Pertanda Rusaknya Kemakmuran ”sesungguhnya Allah tidak akan mengubah apa yang ada pada suatu kaum”,berupa nikmat serta kesehatan,lalu mencabutnya dari mereka,”sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri”,seperti kezaliman sebagian mereka terhadap sebagian yang lain,dan kejahatan yang menggerogoti tatanan masyarakat serta menghancurkan umat,seperti bibit penyakit menghancurkan individu

“Apabila Allah menghendaki keburukan bagi suatu kaum” seperti penyakit kemiskinan dan musibah lain yang di sebabkan oleh olah mereka sendiri, maka tidak ada seorangpun yang dapat melindungi mereka dari padanya, tidak pola menolak apa yang telah ditakdirkan Allah  kepada mereka.

Mereka tidak mempunyai –selain Allah ta‟ala-seorang yang dapat menolong mereka, sehingga mendatangkan manfaat dan menolak kemudaratandari mereka tuhan – tuhan yang mereka jadikan tidak dapat melakukan sedikitpun dari semua itu, tidak pula dapat menolak bahaya dari dirinya  sendiri, lebih-lebih menolaknya dari yang lain. [2] iii)  Tafsir Ibnu Katsir

“Bagi mnusia ada malaikat –malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya” . yakni seorang hamba memiliki sejumlah malaikat yang datang bergantian. Malaikat itu menjaganya malam dan siang serta memeliharanya dari aneka keburukan dan kejadian. Malaikat lainpun datang bergantian untuk menjaga amal hamba baik yang baik maupun yang buruk.

 “ Mereka menjaganya atas perintah Allah.” Mereka menjaganya atas perintah Allah dengan seizin Allah .

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mreka merubah yang ada pada diri mereka sendiri.“ ibnu Abbas Hatim meriwayatkan dari ibrahim, dia berkata: Allah mewahyukan kepada salah satu seorang nabi Bani

Israil : katakanlah kepada kaummu ,” Tidaklah penduduk suatu negeri dan tidaklah penhuni suatu rumah ang berada dalam ketaatan kepada Allah,kemudian mereka beralih kepada kemaksiatan terhadap Allah melainkan Allah mengalihkan dari mereka apa yang mereka cintai kepada apa yang mereka benci.” Kemudian ibrahim berkata: pembenaran atas pernyataan itu terdapat pada kitab Allah

,”sesungguhnya Allah tidah mengubah keadaan suatukaum sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka.”

C.         Aplikasi dalam kehidupan sehari- hari

Dari Qs. Ar-Ra‟d ayat 11 ini dapat kita praktikan dalam kehidupan seharihari yakni ketika akan melakukan sesuatu selalu diawali dengan niat dibarengi dengan do‟a dan dengan usaha yang sungguh-sungguh untuk menggapai sesuatu atau cita-cita yang kita inginkan, berdoa dengan sungguh-sungguh agar usaha yang kita lakukan itu berjalan dengan baik dan lancar, berhati-hatilah dalam melakukan sesuatu amal karena Allah telah memerintahkan kepada malaikat untuk mengawasi dan menjaga kita di waktu siang hari dan malam hari dimanapun kita berada.

D.        Aspek Tarbawi

1.         Perteballah keimanan kita kepada Allah SWT; kepada malaikat-malaikat-Nya; kepada kitab-kitab-Nya; kepada Rasul-rasul-Nya; kepada Hari Akhir serta kepada qadha dan qadar (Takdir).

2.         Allah telah memerintahkan malaikat untuk mengawasi, menjaga serta mencatat amal perbuatan kita,maka berhati-hatilah dalam segala hal.

3.         Janganlah khawatir atau takut kepada sesama makhluk cipatan-Nya karena Allah telah mengirimkan malaikat malam dan siang untuk menjaga kita,maka takutlah hanya  kepada Allah SWT semata.

4.         Hendaklah kita selalu berdoa dibarengi dengan niat serta berusaha agar apa yang kita inginkan itu tercapai

5.         Hendaknya kita harus berusaha mencapai kehidupan yang lebih bahagia dan lebih maju, tetapi kitapun mesti insaf bahwa tenaga kita sebagai insan amat terbatas.

6.         Hendaknya kita harus berusaha sendiri merubah nasib kepada yang lebih baik,mempertinggi mutu diri dan mutu amal ,melepaskan diri dari perbudakan dari yang selain Allah.[3]




[1] https://alwasathiyah.com/2017/06/12/qa-perbedaan-antara-takdir-dan-nasib/ diakses pada hari rabu, 3 okktober 2018, pukul 22:29
[2] Syekh Muhamad Musthafa, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, (Yogyakarta : Sumber Ilmu, 1986) hlm 65-67
[3] Amirus Sodi, Konsep Kesejahteraan dalam Islam, Jurnal Ekonomi Syariah, EQUILIBRIUM, Vol. 3, No. 2, Desember 2015, hlm 23

Tidak ada komentar:

Posting Komentar